Kajian yang merujuk kepada kitab _"Tarbiyah Al Abna wa Thaaifah min Nasaaih Al Ath Thibba Karya Syaikh Musthafa Al-Adawi"_
*Bagaimana Nabi Mendidik Anak*
All content for Kajian Tarbiyatul Abna is the property of Agus Sudaryat and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Kajian yang merujuk kepada kitab _"Tarbiyah Al Abna wa Thaaifah min Nasaaih Al Ath Thibba Karya Syaikh Musthafa Al-Adawi"_
*Bagaimana Nabi Mendidik Anak*
Bismillah tawakkalna'alalloh laa Haula walaa quwwata Illa Billah
*Se-kufu’ adalah istilah yang sering disebut dalam obrolan dalam tema pernikahan.* Secara bahasa istilah ini diambil dari bahasa Arab yaitu Al-Kafa’ah (الكفاءة). Jika dirujuk ke dalam kamus besar Lisan Al-Arab, Ibnu Manzhur (w. 711) memberikan keterangannya bahwa kata ini berarti misal, padanan, atau tandingan (النظير), contoh penggunaannya seperti ungkapan Hasan bin Tsabit berikut:
ورُوحُ القُدْسِ لَـيْسَ لَهُ كِفَاءُ
“Malaikat Jibril itu tidak ada yang semisalnya (tandingannya)”
Jadi istilah se-kufu’ maksudnya adalah *sepadan, sesuai* semisal.
Sepadan disini adalah kesepadanan antara calon suami dan calon istri satu dengan yang lainnya, dan kesepadanan yang dimaksud bisa ditinjau dalam banyak aspek.
Kadang kala kesesuaian itu bisa dilihat dari fisik. Jika ada laki-laki yang ganteng semestinya ia sepadan dengan gadis yang cantik. Jika ada perempuan yang berdarah biru, biasanya ia juga akan sepadan dengan laki-laki yang juga berdarah biru. Jika ada laki-laki terpelajar ia akan pas jika menikah dengan perempuan yang juga berpendidikan.
Tapi dalam Islam tidak demikian, dalam Islam disandarkan pada yang utama yakni adalah pengamalan dalam agamanya. Maka jangan heran ada yang menikah beda tingkat pendidikan bisa sesuai jika saling memahami, tapi jika dari awal sudah tidak ada kecocokan dalam hal pembicaraan, sikap dan yang lainnya, maka jika kita mau menerima, maka harus siap dengan perbedaan, jika tidak maka arahkan ke takdir Allah yang lainnya. *Karena menikah bukan hanya sekedar menerima kesamaan, kecocokan tapi lebih dari itu menikah adalah sarana untuk mau saling melengkapi, saling memahami, saling menopang dan saling sepenanggungan, yang dibingkai dalam ketaatan kepada Allah.* Maka rumah tangga yang di buat dari pondasi agama dan ilmu akan menjadikan perbedaan sebagai karunia bukan bencana atau prahara dalam rumah tangga.
Allah ﷻ berfirman,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”
(QS. An Nuur 26)
2️⃣ Bagaimana cara menumbuhkan rasa cinta setiap saat??
Rasa cinta yang baik adalah saat cinta yang disandarkan hanya kepada Allah, maka cintailah Allah, sebelum ingin mendapatkan cinta makhlukNya, sejalan dengan Amal Shalih yang kita lakukan, cinta tersemai karena ada kebaikan, jika cinta adalah bunga, maka jika ingin tumbuh maka pupuklah iman dan keta'atan, dan harumnya adalah amal Shalih kebaikan yang kita lakukan.
Dan tanamkan kita berbuat baik bukan agar orang membalas kebaikan kita, melainkan agar Allah ridho dengan kita. Cukuplah hanya keridhoan Allah bagi kita dan cintanya sebaik baik cinta bagi kita.
Wallahu ta'ala a'lam
Kajian Tarbiyatul Abna
Kajian yang merujuk kepada kitab _"Tarbiyah Al Abna wa Thaaifah min Nasaaih Al Ath Thibba Karya Syaikh Musthafa Al-Adawi"_
*Bagaimana Nabi Mendidik Anak*