
Terkadang suatu kehilangan yang dialami di dunia ini sebagai sesuatu yang biasa dan tidak perlu dipedulikan. Orang yang tidak peduli dengan layang-layang tentu merasa tidak ada pengaruh pada dirinya kalau layang-layang itu hilang, tapi bagi seorang anak pasti sangat mempengaruhi. Kehilangan adalah relatif: orang yang satu merasakannya, orang lain tidak; hari ini kehilangan, besok tidak; orang yang satu kehilangan sedikit, orang lain kehilangan banyak.
Marilah kita pikirkan tentang dosa. Apakah ada hubungan antara dosa dan kehilangan? Hubungannya ialah bahwa dosa sebagai satu pengalaman penderitaan sungguh menandakan satu kehilangan baik dari pihak manusia maupun Tuhan. Dalam hal ini, Tuhan mengetahui bahwa seorang atau lebih putera atau puteriNya hilang dari pelukan dan genggaman kasihNya. Kita manusia yang terlanjur berdosa mengalami kehilangan kontak, kehangatan, kekuatan dan belas kasih serta rahmat Tuhan.
Sungguh, dosa membuka lubang bagi masuknya manusia dalam kuasa iblis dan itu membuat kehilangan besar. Satu orang saja berdosa mengakibatkan kehilangan bagi Tuhan, para kudus, malaikat, sesamanya dan dirinya sendiri. Bukankah ini adalah tragedi? Maka dalam kaitan dengan dosa dan kehilangan, mestinya dipahami bahwa bukan suatu relativisme dalam memandang dosa, tetapi suatu pendirian teguh bahwa dosa adalah mutlak menghasilkan tragedi kehilangan.