Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Society & Culture
Business
Sports
TV & Film
Technology
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
00:00 / 00:00
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts124/v4/32/a1/68/32a16889-cdad-92b0-cf66-12d4d6890c93/mza_16301789823343499837.jpg/600x600bb.jpg
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
Gereja Kristen Jakarta
3786 episodes
1 day ago
Penuntun Saat Teduh Sinode Gereja Kristen Jakarta Tersedia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin
Show more...
Christianity
Religion & Spirituality
RSS
All content for Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta is the property of Gereja Kristen Jakarta and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Penuntun Saat Teduh Sinode Gereja Kristen Jakarta Tersedia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin
Show more...
Christianity
Religion & Spirituality
https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/staging/podcast_uploaded_episode/9093241/9093241-1762832612687-32d06e56306e.jpg
17-11-2025 - Mata Yang Tertuju Kepada-Nya (PST GKJ Bahasa Indonesia)
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
4 minutes 11 seconds
1 week ago
17-11-2025 - Mata Yang Tertuju Kepada-Nya (PST GKJ Bahasa Indonesia)

Nats Alkitab : Yohanes 21:19

Penulis : G.I. Yonatan Suwardi


Suatu kali ketika Tuhan Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon yang disebut Petrus sedang menebarkan jala di danau. Dalam pertemuan pertama itu, Tuhan Yesus berkata, “Mari ikutlah Aku, dan kamu akan Ku-jadikan penjala manusia.” Hal yang sangat menarik dituliskan Matius bahwa Simon Petrus “segera” meninggalkan jalanya dan mengikuti Tuhan Yesus (Matius 4:18-20). Kata segera, meninggalkan dan mengikut menunjukkan ketaatan radikal. Tanpa jaminan bagi keperluan hidupnya, Petrus tetap berani melangkah, karena ia melihat Tuhan Yesus sebagai pribadi yang berotoritas.


Namun seiring perjalanan waktu, iman Petrus diuji. Ketika Tuhan Yesus ditangkap dan disalibkan, Petrus tidak sanggup bertahan dan menyangkal Gurunya tiga kali. Ketakutan akan penderitaan membuat Petrus gagal memandang otoritas Sang Guru. Tetapi kebangkitan Tuhan Yesus mengubah segalanya. Kedatangan Tuhan Yesus kepada Petrus setelah kebangkitan meneguhkan Petrus pada panggilan yang sama: “Ikutlah Aku” (Yoh. 21:19). Kini Petrus sadar bahwa penderitaan dan kematian Kristus bukanlah kekalahan, melainkan jalan menuju kemenangan atas dosa dan maut.


Perjalanan iman orang percaya pada umumnya sering dimulai dengan cinta mula-mula yang radikal, namun perlahan meredup karena pergumulan hidup. Pertanyaannya: masihkah mata kita tertuju pada Kristus yang bangkit? Ataukah hanya pada masalah yang melemahkan? Belajarlah dari Petrus, yang kembali dikuatkan karena matanya kembali tertuju melihat otoritas Tuhan Yesus yang menang atas maut. Apapun yang terjadi, marilah kita mengikut Dia dengan setia. Arahkan pandangan mata yang tertuju kepada otoritas Kristus yang telah bangkit dari kematian. Sebab di dalam Kristus ada kepastian otoritas, pengharapan dan hidup yang kekal.


“Hidup kita akan goyah ketika mata hanya tertuju pada masalah, tetapi hidup kita akan kokoh ketika mata hanya tertuju pada Kristus yang bangkit dan berotoritas.”


Pertanyaan untuk direnungkan:

1. Seperti apakah ekspresi cinta mula-mula Anda yang radikal ketika pertama kali mengikut Yesus?

2. Apa langkah nyata yang akan Anda lakukan untuk meneguhkan kembali fokus mata iman kepada Yesus?


Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
Penuntun Saat Teduh Sinode Gereja Kristen Jakarta Tersedia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin