
Nats Alkitab : Yohanes 21:20-22
Penulis : G.I. Yonatan Suwardi
Suatu kali ketika berkunjung ke rumah keluarga, saya membawa buah tangan untuk para keponakan. Kepada yang sudah sekolah, saya memberikan satu kotak pensil baru yang bisa dipakai untuk menulis dan belajar. Sedangkan kepada yang belum sekolah, saya memberikan hadiah yang berbeda, yaitu mainan. Hal ini untuk menyesuaikan dengan usia dan kebutuhannya. Namun ternyata, keponakan yang belum sekolah tetap ingin memiliki kotak pensil baru seperti kakaknya, meskipun ia belum bisa memakainya. Dari kejadian sederhana ini, sering kali kita mendapati bahwa manusia lebih mudah untuk cenderung melihat dan menginginkan apa yang ada pada orang lain, daripada mensyukuri apa yang sebenarnya tepat dan terbaik bagi dirinya.
Demikian pula Petrus ketika ia memandang Yohanes dan bertanya kepada Tuhan Yesus tentang apa yang akan terjadi pada hidupnya kelak. Namun Tuhan Yesus menegurnya dengan jelas: “Jika Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku” (Yoh. 21:22). Tuhan Yesus ingin supaya Petrus menyadari bahwa setiap murid memiliki panggilan dan jalan hidup yang berbeda. Tugas utama seorang murid adalah mendengarkan serta mengikuti Sang Guru, yaitu Tuhan Yesus dan bukan membandingkan hidupnya dengan orang lain.
Mungkin ada saatnya kita melihat hidup orang lain tampak lebih mudah, lebih berhasil atau lebih bahagia. Namun Firman Tuhan mengingatkan, “Itu bukan urusanmu. Engkau: ikutlah Aku.” Rasa iri dan membandingkan hanya membuat hati tidak tenang, tetapi ketika telinga dan hati diarahkan untuk mendengarkan Yesus, memercayakan segenap hidup dan masa depan kepada-Nya maka kita akan berjalan di jalan yang sesuai dengan rencana-Nya yang terbaik dan penuh damai sejahtera. Percayalah!
“Setia mengikut Yesus berarti berhenti membandingkan jalan hidup dengan orang lain dan mulai percaya bahwa rencana-Nya bagi umat-Nya adalah yang terbaik.”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Apakah ada hal dalam hidup orang lain yang sering membuat hatimu menjadi iri?
2. Apakah langkah nyata yang bisa dilakukan untuk lebih fokus mendengarkan suara Tuhan dari pada membandingkan diri dengan orang lain?