
Nats Alkitab : Matius 11:28-30
Penulis : G.I. Yonatan Suwardi
Seorang petani tradisional kerap menyiapkan kuk untuk dua ekor lembu atau binatang lain sebagai penarik pembajak lahan. Kuk itu berat kalau dipikul sendirian. Namun jika dipasang berpasangan, maka beban pekerjaan menjadi jauh lebih ringan karena ada yang menanggung bersama. Dalam perjalanan hidup, banyak orang kerap merasa seperti lembu yang memikul beban sendirian. Adanya tekanan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, pelayanan, bahkan pergumulan batin, tak jarang membuat seseorang menjadi letih, lelah, bahkan kehilangan semangat.
Dalam bagian nas hari ini, Tuhan Yesus mengundang: “Marilah kepada-Ku.” Kata kerja ini menjelaskan tentang sebuah panggilan yang lembut sekaligus mendesak dan undangan ini bersifat pribadi. Kata kuk menunjuk pada alat kayu yang mengikat dua binatang untuk bekerja bersama. Dalam konteks ini, Tuhan Yesus berbicara kepada orang-orang yang terbebani oleh hukum Taurat dan tradisi yang menekan. Ia tidak menjanjikan hidup tanpa beban, tetapi sebuah kuk yang “enak” (chrestos = baik, bermanfaat, sesuai), artinya beban yang ditanggung bersama-Nya, yang memberi kelegaan dan bukan penindasan.
Perjalanan mengikut Tuhan dapat menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang dapat membuat keletihan dan kelesuan, namun terdapat sebuah panggilan untuk memikul kuk Tuhan yang dapat memberi kelegaan. Memikul kuk Kristus berarti menyerahkan kendali hidup kepada-Nya, berjalan seirama dengan-Nya dan belajar dari kerendahan hati-Nya. Setiap orang percaya tidak bisa menghindari tantangan atau masalah, namun dapat memilih siapa yang akan menjadi sahabat untuk berjalan bersama.
“Hidup tanpa Kristus pasti melelahkan, tetapi hidup dengan Kristus meski tetap ada beban, akan selalu ada kelegaan.”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Beban apa yang saat ini sedang membuat Anda merasa letih? Sudahkah Anda menyerahkannya kepada Kristus untuk dipikul bersama-Nya?
2. Apakah Anda sungguh-sungguh mau belajar dari Yesus (yang lemah lembut dan rendah hati) dalam menjalani perjalanan iman? Seperti apa komitmen Anda?