
Nats Alkitab : Yakobus 1:2-5
Penulis : G.I. Yonatan Suwardi
Setiap kali seseorang berolahraga di gym, sebenarnya otot-ototnya sedang mengalami proses “dilukai.” Saat beban diangkat, serabut-serabut otot akan mengalami robekan-robekan kecil yang disebut microtears. Robekan ini menimbulkan rasa sakit atau pegal setelah berolahraga, namun tubuh merespons dengan memperbaiki dan menambahkan protein baru pada jaringan otot tersebut. Hasilnya, otot menjadi lebih kuat, lebih tebal dan lebih tahan menghadapi tekanan berikutnya. Menariknya, tanpa adanya tekanan dan robekan kecil ini, otot tidak akan pernah berkembang. Justru beban, rasa sakit dan proses pemulihan itulah yang menghasilkan pertumbuhan.
Nas hari ini menuliskan, “anggaplah sebagai kebahagiaan”. Ini bukan berarti orang percaya bersukacita karena penderitaan itu sendiri, melainkan karena tujuan mulia di baliknya. Kata ujian menunjuk pada proses pengujian logam, seperti api membakar kotoran, menyisakan kemurnian. Dari sanalah lahir ketekunan, yakni daya tahan untuk tetap berdiri teguh meski ditekan. Tetapi Yakobus tahu, manusia tidak selalu kuat dalam memahami maksud Tuhan. Karena itu ia menambahkan: “jika ada yang kekurangan hikmat, mintalah kepada Allah”, ini merupakan suatu undangan yang penuh kepastian. Sebab Allah akan memberi dengan murah hati dan tanpa mencela.
Bagi kita hari ini, setiap ujian hidup adalah kesempatan untuk bertumbuh, bukan untuk hancur. Saat pekerjaan tidak pasti, studi terasa berat atau relasi tidak berjalan baik, sesungguhnya iman kita sedang diuji. Apakah kita akan tetap percaya atau menyerah. Kuncinya ada dua, yang pertama bertahan dengan ketekunan, jangan cepat putus asa. Sebab tidak ada hal buruk yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan umat-Nya. Terkadang rasa sakit seperti robekan kecil pada otot yang justru menghasilkan pertumbuhan. Kedua, minta hikmat dari Allah supaya kita tahu cara merespons masalah dengan benar. Tuhan tidak menjanjikan hidup tanpa ujian, tetapi Ia menjanjikan hikmat dan kekuatan untuk melewati ujian itu.
Iman yang diuji memang menyakitkan, tetapi hanya melalui ujian itulah kualitas sebuah iman yang kuat dapat terlihat.
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Ujian apa yang sedang Anda hadapi hari ini? Dan bagaimana itu membentuk ketekunan dalam iman Anda?
2. Sudahkah Anda meminta hikmat dari Allah? Atau Anda masih mengandalkan kekuatan dan pikiran sendiri?