
Nats Alkitab : Ulangan 6:5
Penulis : G.I. Widya Tuluswati
Pertengahan abad ke-19, ada sebuah keluarga yang tinggal di Assam, India Timur Laut yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat karena pemberitaan seorang misionaris. Keputusan ini membuat marah kepala suku dan penduduk desa, yang akhirnya menangkap keluarga ini. Ancaman pertama, bila keluarga ini tetap percaya Tuhan Yesus kedua anaknya dibunuh. Ia menyatakan: "Mengikut Yesus keputusanku, ku tak ingkar". Ancaman kedua bila ia tetap percaya Yesus istrinya akan mati. Ia menjawab: "Walau sendiri, ku ikut Yesus, ku tak ingkar" Ancaman ketiga bila ia tetap percaya Yesus, ia juga akan dieksekusi. Ia menjawab : "Salib di depan dunia di belakang ". Pada akhirnya kepala suku dan seisi warga desa itu menerima Tuhan Yesus menjadi Juruselamat dalam hidup mereka. Ini adalah latar belakang terciptanya lagu: Mengikut Yesus Keputusanku. Ini adalah keputusan yang dilandasi akan kasih kepada Allah dengan segenap hatinya.
Hati dalam bahasa Ibrani maupun Yunani memiliki arti pusat kehendak, pikiran, motivasi, emosi dan keputusan. Ini merupakan inti identitas dan kepribadian seseorang. Hati merupakan pusat kontrol hidup kita, karena dari hati terpancar kehidupan (Ams. 4:23). Dalam perjalanan pembebasan umat Israel keluar dari tanah Mesir, Allah memberikan hukum-Nya kepada umat Israel dan harus diajarkan secara turun temurun pada setiap ada kesempatan, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hatimu yang berarti Allah menjadi prioritas utama, memiliki dan menempati tempat yang tertinggi dan terpenting dalam hati kita. Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati berarti mengasihi Tuhan dalam setiap detail hidup kita, dalam pekerjaan, hobi, relasi, prestasi bahkan dalam kesulitan yang dihadapi.
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati bukan tentang seberapa sering kita rajin ke gereja, seberapa banyak pelayanan yang sudah kita kerjakan, berdoa atau membaca Firman Tuhan, tetapi seberapa sungguh dan jujur hati kita melakukannya sehingga setiap perbuatan yang dikerjakan adalah ungkapan kasih yang nyata kepada Tuhan, melampaui ketaatan yang hambar. Dasar mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati adalah karena kita sudah menerima kasih yang sempurna dari Allah sendiri, sehingga mengasihi dan menyenangkan hati Allah menjadi kerinduan dan komitmen kita. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati adalah respons kita akan kasih Allah yang telah kita terima.
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati adalah tujuan tertinggi dari keberadaan manusia, dan bukti hubungan yang diperbarui dalam Kristus
A.W.Tozer
Pertanyaan untuk direnungkan :
1. Selama ini apa yang menjadi dasar kita melayani Tuhan?
2. Apabila semua pelayanan dan kesibukanku diambil, apakah aku masih mengasihi-Nya?