
Densus 88 Antiteror memaparkan temuan mengejutkan: lebih dari 110 anak di Indonesia telah menjadi target rekrutmen jaringan terorisme sepanjang 2025. Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menjelaskan bagaimana perekrutan kini bergerak ke ruang digital—mulai dari gim online hingga grup tertutup yang berisi konten kekerasan.
Dalam percakapan ini, Mayndra menguraikan pola propaganda yang menyusup ke aktivitas harian anak, indikator radikalisasi yang perlu diwaspadai orang tua, serta bagaimana Densus bersama berbagai pemangku kepentingan menangani kasus-kasus ini.
Dengarkan pemaparan lengkapnya dan pelajari bagaimana perlindungan anak menghadapi ancaman ekstremisme digital menjadi semakin krusial.