Kebahagiaan itu datang ketika kita mampu menerima setiap takdir-takdir Allah di dalam hidup kita.

”Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim No.782)

Cara terbaik kita menysukuri nikmat Allah adalah dengan menunaikan kewajiban yang Allah perintahkan salah satunya sholat tepat pada waktunya.

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Mengingatkan kebaikan adalah tugas kita semua sebagai umat muslim. Allah memerintahkan kita di dalan Al-Quran untuk saling mengingat kebaikan di dalam kebenaran dan kesabaran yaitu pada surah Al-Ashr ayat 1-3. (1) Demi masa, (2) sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, (3)kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumuah: 8)

"Siapapun orang yang berjuang menundukan pandangan, maka Allah akan berikan manisnya keimanan" (HR. Ahmad)

Cara agar kita mendapat ampunan dan syurga dari allah itu bisa kita lihat di Al-Quran yaitu di QS. Ali-Imron: 134:135, yaitu bersedekah di waktu lapang maupun sulit, menahan amarahnya, memaafkan kesalahan orang lain, berbuat kebaikan, dan setelah melakukan dosa langsung bertaubat dan mengingat Allah kembali.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (QS. Al-Isra:7)

“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah,  ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim nomor 1631).

Ketika kita hidup di dunia, maka kita tidak akan pernah lepas dari ujian (cobaan). Ujian akan selalu kita terima, senagai cara Allah melihat apakah kita memang betul beriman? Maka, cara kita menghadapi ujian tersebut kita harus bersabar menerima dengan lapang hati dan lapang dada. Karena, melalui sabarlah akan datang pertolongan Allah.

Ada yang lebih mematikan dari kegagalan yaitu keraguan.

"Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap" (QS. Al-Insyirah: 8)

Menjadi imam di dalam keluarga itu berat, maka laki-laki harus memiliki ilmu. Karena dengan ilmu kita bisa mengkoreksi mana yang sama dan menunjukkan mana yang benar. "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari pagi nereka" (QS. At-Tahrim : 6)

Setiap manusia pasti tidak akan pernah luput dari kesalahan, tapi yang paling baik adalah dia yang mau bertaubat.

Media Sosial itu ibarat sebuah pisau, media sosial bisa menjadi benda yang berguna untuk kita ketika kita bisa mempergunakannya dengan baik. Tapi ketika kita salah dalam mempergunakannya maka media sosial bisa tiba-tiba membunuh kita. Karena apapun yang kita share, upload, tulis di media sosial akan di minta pertanggung jawabannya di akhirat.

Semakin dewasa kita akan mulai membuat batasan diri. Mulai paham mana yang jadi prioritas, mulai paham mana yang mesti di share dan mana yang harus jadi privasi dirinya sendiri.

Hidup bukan perlombaan, hidup bukan siapa yang cepat mencapai garis finish, tapi hidup adalah tentang siapa yang paling banyak mengambil pelajaran dari setiap proses perjalanan hidup yang dilalui.

Allah jadikan manusia lain sebagai cobaan untuk kita.

Kematian itu adalah hal yang pasti akan datang menimpa kita. Tapi, terkadang kita lupa bahwa kematian akan datang kapan saja. Nabi Nuhammad SAW pernah berkata bahwa mukmin yang cerdas adalah ia yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak mempersiapkan kehidupan setelah kematian.