Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Business
Society & Culture
History
Sports
Technology
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
00:00 / 00:00
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts115/v4/2b/39/42/2b39424a-1a57-f1fc-453e-139871990e28/mza_15466579360521527944.jpg/600x600bb.jpg
Suara GKJ Kotagede
GKJ Kotagede
374 episodes
4 hours ago
Pelayanan Majelis GKJ Kotagede dalam bentuk audio, yang berisi: Ibadah Minggu dalam bentuk Audio, renungan harian, gembala menyapa, Motivasi imani dan puji pujian
Show more...
Christianity
Religion & Spirituality
RSS
All content for Suara GKJ Kotagede is the property of GKJ Kotagede and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Pelayanan Majelis GKJ Kotagede dalam bentuk audio, yang berisi: Ibadah Minggu dalam bentuk Audio, renungan harian, gembala menyapa, Motivasi imani dan puji pujian
Show more...
Christianity
Religion & Spirituality
Episodes (20/374)
Suara GKJ Kotagede
BERBAHAGIALAH KARENA MATAMU MELIHAT DAN TELINGAMU MENDENGAR

GEMBALA MENYAPA

Minggu, 02 April 2023


BERBAHAGIALAH KARENA MATAMU MELIHAT DAN TELINGAMU MENDENGAR


Bacaan: Mateus 13: 16

“Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan teli-ngamu karena mendengar”


Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Manusia diciptakan Tuhan dengan berbagai macam bagian tubuh yang ada. Bagian-bagian tubuh yang ada tersebut mempunyai peranan, fungsi dan manfaatnya masing-masing, seperti misalnya mata untuk melihat, telinga un-tuk mendengar, hidung untuk bernafas, mulut untuk berkata dan lain-lain sebagainya. Semuanya itu anugerah Tuhan sehingga manusia yang merupakan gambar Tuhan Allah itu merupakan ciptaan yang baik bahkan sempurna.


Dalam bacaan saat ini, Mateus 13:16 Tuhan Yesus mengajarkan kepada para muridNya “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar”

Sabda tersebut merupakan jawaban Tuhan Yesus kepada para muridNya atas pertanyaan mereka mengapa Tuhan Yesus mengajarkan kepada orang banyak dengan perumpamaan, khusunya yaitu ajaran tentang Perumpamaan seorang penabur.

Dengan sabda tersebut nampaknya Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa pada waktu itu orang banyak tidak atau belum mampu mendengarkan ajaran Tuhan Yesus yang berupa Perumpamaan seorang Penabur tersebut dengan baik dan sungguh-sungguh. Tuhan Yesus menghendaki agar orang banyak dan juga para muridNya mau menggunakan telinga dan matanya, lebih-lebih telinga dan mata rohani mereka untuk mendengar, melihat, serta memahami ajaran Tuhan Yesus. Jangan sampai orang hanya ikut-ikutan, “anut grubyuk” saja. Telinga dan mata, khususnya telinga dan mata rohani hendaknya digunakan dengan benar dan sebaik-baiknya untuk mendengar, melihat serta memahami karyaNya dan ajaranNya.


Selanjutnya kalau Tuhan Yesus bersabda kepada para muridNya dalam Mateus 13:16 “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan teli-ngamu karena mendengar” tersebut, hal itu merupakan ajaran yang sangat bermakna yang berisi penghiburan serta penguatan bagi para muridNya. Siapa yang selalu menggunakan mata untuk melihat akan kasih, karya dan ajar-anNya dengan sungguh-sungguh, baik dan benar, demikian juga siapa yang selalu menggunakan telinga untuk mendengar dengan sungguh-sungguh, baik dan benar akan kasih, karya dan ajaranNya, mereka itulah yang disebut sebagai orang yang berbahagia.

Apabila kita tidak mau menggunakan mata untuk melihat kehendak Tuhan yang baik, dan kalau kita tidak mau menggunakan telinga untuk mendengar kehendak Tuhan yang baik serta tidak mau melakukannya, jangan harap kita dapat memperoleh kebahagiaan dan damai sejahtera Tuhan


Tidak hanya dalam hubungan dan relasi kita dengan Tuhan, tetapi dalam hubungan dengan sesama, baik dalam kehidupan keluarga, jemaat, masyarakat, bangsa dan Negara, kalau kita mau menggunakan mata dan telinga untuk hal-hal yang baik, kapanpun, di manapun, kepada siapapun dan dalam keadaan apapun, maka kebahagiaan dan damai sejahtera dari Tuhan pasti akan dikaruniakanNya bagi kita.


Tuhan memberkati kita semua sejemaat. Amin.


[PR]

Show more...
2 years ago
6 minutes 3 seconds

Suara GKJ Kotagede
SEMAYA

Gembala Menyapa

1 April 2023


SEMAYA

Wahyu 10:1-11


Semaya punika tegesipun tumindak nunda-nunda tugas, pedamelan, lan tanggel jawab ingkang kedahipun saged dipun rampungaken sacara cepet. Semaya punika pakulinan ingkang mboten sae, ateges tiyang punika mboten saged nata wekdal, jadwal, lan relasi, satemah ingkang dipun tindakaken inggih namung semaya ing kathah prekawis. Contohipun: mangsa jawah, wancinipun ngabekti dhateng greja malah semaya “halah minggu ngarep ae.” Tiyang ingkang mekaten punika rumaos bilih wekdalipun taksih kathah, dhateng greja saged dipun lampahi kapan-kapan kemawon.


Babagan medaraken Sabda-Nipun Gusti, sejatinipun mboten wonten istilah semaya. Via Dolorosa/ margi kasangsaran punika awujud lelampahanipun Gusti Yesus ingkang sipatipun mboten semaya. Gusti Yesus wantun nglampahi gesang ingkang pait lan legi. Kados waosan kita, Yokanan pikantuk paningal gulungan kitab ingkang tinarbuka/ kawudharan saking malaekating Allah. Lajeng Yokanan nampi dhawuh: “Tampanana lan panganen, iki bakal marakake wetengmu pait, nanging ana ing cangkemmu rasane legi kaya madu.” (Ay. 9). Ayat punika nggadhahi teges:

1. Lumantar Kitab Suci kita saged sumerep bilih tindak tanduk kita lepat lan dosa, lajeng kita badhe pikantuk paukuman lan kedah mratobat (asipat pait). 2. Lumantar Kitab Suci kita saged ngraosaken katresnan-Ipun Gusti, sarta nampi kawilujengan wonten ing salebething gesang kita (asipat legi). Yokanan ingkang dados utusan-Ipun Allah kaparingan tugas medaraken Injil Suci, bilih Gusti Yesus bakal rawuh ingkang kaping kalih ing alam donya punika.


Tiyang Kristen ingkang taksih semaya lan tebih saking Gusti Yesus, kaajak sami pamratobat. Pepujen Kidung Ria 145, ngengetaken kita sami tansah gumregah lan aja semaya nglampahi Sabdanipun Gusti:


Uwes awan ayo kanca padha tangi, digatekke uripe ana ing ngendhi.

Pratandane wes cetha donyane arep sirna, mulane kanca padha tangia.

O tangia, O tangia, Gusti Yesus meh rawuh, O tangia

Mula kanca elinga, urip e diprayitna, Mulane kanca padha tangia


Berkah kajasmanen lan karohanen, kesehatan, lan brayat ingkang sampun kita tampi punika wujud Gusti mboten semaya dhateng kita. Mila kita ingkang katitahaken dening Gusti Allah, punapa kita wantun semaya dhumateng Gusti?

Show more...
2 years ago
6 minutes 59 seconds

Suara GKJ Kotagede
BELAJAR MEMPERCAYAI-NYA

Gembala Menyapa

31 Maret 2023


BELAJAR MEMPERCAYAI-NYA

Yohanes 11:1-44


Seorang anak belajar mempercayakan dirinya kepada ibunya atau ayahnya ketika ia belajar berjalan. Pertama-tama dititah, lama-kelamaan anak tersebut akan bisa berjalan sendiri. Untuk anak tersebut, ada proses jatuh bangun yang dia dilewati, dan untuk orang tua juga harus ada kerelaan dari dalam diri mereka, melihat anaknya sesekali jatuh, menangis, kemudian berupaya bangkit kembali, dan akhirnya si anak bisa jalan dengan baik.


Yesus sudah mendengarkan kabar bahwa Lazarus sedang sakit. Tetapi, Yesus tidak segera mengunjungi Lazarus. Mengapa Yesus menunda kunjungan-Nya? Sekilas muncul kesan bahwa Yesus tidak peduli, Dia tidak sayang pada Lazarus dan keluarganya. Waktu berlalu dan Lazarus pun akhirnya meninggal dunia. Empat hari pasca kematian Lazarus, barulah Yesus datang mengunjungi mereka. Ketika Yesus tiba di rumah keluarga duka, kita bisa melihat sikap dan ungkapan Marta pada ayat 21, “Tuhan, sekiranya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak mati.” Rasa-rasanya ungkapan Marta ini hendak mengatakan, “Ah, sudah terlambat Tuhan, ia sudah mati.” Mungkin ini juga mewakili sikap kita pada umumnya, dalam situasi yang terdesak, kita menginginkan supaya Tuhan menyelesaikan masalah kita dengan secepatnya.


Tuhan Yesus menunda kunjungan-Nya dengan tujuan supaya mereka belajar percaya. Ketika melihat kenyataan bahwa segalanya sudah terlambat bagi kita, apakah sikap kita lantas kecewa, menyalahkan, “mutung”, ataukah diri kita masih tetap berharap dan percaya kepada-Nya? Justru di situasi terdesak dan menurut kita terlambat, di saat itulah sebenarnya Tuhan sedang menguji iman kita, kepercayaan kita. Kemudian Lazarus pun dibangkitkan-Nya. Pada akhirnya peristiwa ini menumbuhkan sikap percaya yang kuat pada diri keluarga besar Lazarus. Selamat membangun iman yang kuat kepada Tuhan. Belajarlah terus untuk mempercayakan hidup kita seutuhnya kepada Kristus. Karena imanlah yang menuntun kita untuk terus bisa menjalani kehidupan dengan penuh pengharapan kepada Tuhan.

Show more...
2 years ago
4 minutes 55 seconds

Suara GKJ Kotagede
PENJAGA IMAN

Gembala Menyapa

30 Maret 2023


PENJAGA IMAN

Yehezkiel 33:10-16


Ketika mendengar kata “penjaga” apa yang terlintas dalam benak anda? Apakah penjaga perlintasan kereta, penjaga sekolah, penjaga gawang atau mungkin ada yang lain? Tentu kita sering mendengar tentang kata penjaga. Menurut KBBI arti kata penjaga adalah orang yang bertugas menjaga dari suatu bahaya, kerugian atau kerusakan, dsb. Setiap manusia memiliki tanggung jawab menjadi penjaga bagi diri sendirinya dan sesamanya.


Seperti Yehezkiel yang ditunjuk Tuhan sebagai penjaga Israel, ia memiliki tugas menjaga Israel agar tidak jatuh dalam dosa. Yehezkiel juga memperingatkan para pemimpin Israel, agar mereka berbalik dari dosa-dosa mereka, sebab Tuhan berkenan akan pertobatan. Tugas Yehezkiel yang lainnnya adalah mengingatkan para pemimpin Israel, agar tidak menyesatkan umat Israel untuk membuat dan menyembah ilah-ilah lain, seperti yang dilakukan nenek moyang mereka di Bait Allah. Untuk itu, Yehezkiel mengingatkan generasi bangsa Israel, bahwa gembala sejati mereka adalah Tuhan yang memberikan kehidupan baru kepada mereka dan mengampuni setiap orang yang mau bertobat dari dosanya. Untuk itu, mereka harus waspada dan segera bertobat supaya jangan tergiur dan mengikuti ajaran salah yang diberikan oleh para pemimpin Israel.


Yehezkiel telah berhasil menjadi penjaga bagi Israel hingga membuat bangsa ini bertobat dan mendapatkan pengampunan dari Tuhan, selanjutnya bagaimana dengan kita? Bila setiap kita sudah tahu tentang ajaran Kristus untuk hidup kudus, saling mengasihi dan mengampuni, bukankah seharusnya kita menjadi penjaga bagi laku hidup kita agar selalu hidup kudus dan takut akan Tuhan? Bahkan bukan hanya diri kita saja, kita juga harus menjadi penjaga bagi sesama kita dengan menjadi teladan, memberi teguran, nasihat, dsb agar mereka tidak jatuh dalam dosa.

Show more...
2 years ago
4 minutes 34 seconds

Suara GKJ Kotagede
TERANG YANG TERUS MENYALA

Gembala Menyapa

29 Maret 2023


TERANG YANG TERUS MENYALA

Yesaya 60:17-22


Di lorong gelap tanpa cahaya, kita tidak bisa melihat apapun. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa terantuk dan jatuh. Cahaya sangat dibutuhkan untuk bisa melaluinya. Tanpa cahaya, kita tidak akan tahu bahaya yang ada di depan kita. Manusia yang hidupnya dikuasai dosa ibarat seseorang yang berjalan di lorong gelap. Ia tidak mampu melihat bahaya yang terbentang dan ia kesulitan memilih jalan yang benar, maka itu diperlukan cahaya untuk keluar dari kegelapan itu, supaya ia dapat hidup dalam terang.


Sejarah kehidupan umat percaya menunjukkan bahwa Allah tidak membiarkan umat-Nya terus hidup dikuasai kegelapan, di bawah bayang-bayang maut, oleh karena dosanya. Allah memanggil umat untuk bertobat dan mengingatkan mereka melalui berbagai peristiwa. Kitab Yesaya menggambarkan hukuman Allah atas bangsa Israel yang memberontak. Hukuman Allah itu terjadi dalam berbagai bentuk, seperti bencana alam, kekalahan militer dalam peperangan, dan penyakit. Namun demikian, Allah juga digambarkan sebagai pribadi yang pemurah dan penuh belas kasih. Hukuman-Nya semata-mata sebagai bentuk peringatan, agar umat bertobat dari pemberontakannya dan kembali kepada-Nya. Allah yang membiarkan umat-Nya mengalami bencana dan pembuangan adalah Allah yang juga memulihkan dan membebaskan. Demikianlah nubuat pemulihan Sion dalam Yesaya 60 menjadi pengharapan akan pulihnya kehidupan umat Allah. Secara ideal, umat digambarkan akan dituntun oleh terang sejati. Nubuat yang diimani tergenapi dalam diri Yesus.


Tuhan adalah Penerang yang membuat kita berjalan dalam terang, yakni kehidupan yang dituntun oleh sabda-Nya, sehingga hidup kita tidak lagi dikuasai kegelapan. Terang sejati itu, kita imani dalam Kristus yang menuntun pada kehidupan kekal. Dalam Kristus, kita mengenal terang yang tak pernah padam, yang akan terus menopang untuk menerangi kegelapan agar kita hidup dalam kebenaran. Cahaya Kristus menolong kita untuk melihat jalan yang terbentang di depan, sehingga kita dapat melihat jalan yang menuju kekekalan. Berpegang teguh pada terang yang tak pernah padam adalah pilihan terbaik yang menghantarkan kita pada kegenapan rahmat keselamatan yang Tuhan sediakan bagi semua ciptaan.

Show more...
2 years ago
4 minutes 52 seconds

Suara GKJ Kotagede
SUPERIORITY COMPLEX

Gembala Menyapa

28 Maret 2023


SUPERIORITY COMPLEX

Yesaya 59:9-19


Superiority complex pertama kali dideskripsikan oleh psikolog bernama Alfred Adler pada awal abad ke-21. Superiority complex adalah perilaku seseorang, dimana ia percaya bahwa ia lebih baik dan hebat daripada orang lain. Orang-orang dengan sifat ini sering memiliki opini berlebih mengenai diri dan juga kerap melontarkan pengakuan diri yang sarat arogansi, namun tidak sesuai dengan kenyataan. Mereka memiliki penghargaan akan diri yang berlebihan, serta enggan mendengarkan apa yang orang lain katakan, meskipun itu demi kebaikan mereka.


Bacaan kita pada hari ini, berkisah tentang akibat yang ditanggung oleh bangsa Israel karena perilaku superiority complex yang mereka miliki. Bangsa Israel meyakini bila mereka adalah bangsa terpilih, bangsa yang dikasihi Tuhan melebihi bangsa-bangsa lain. Mereka merasa sebagai bangsa yang paling unggul dan istimewa. Keyakinan ini ternyata justru menjebak mereka dalam sikap sombong disertai tindakan yang sembrono, bahkan mereka mengabaikan apa yang diserukan oleh Nabi Yesaya terkait pertobatan. Keyakinan mereka tentang keunggulan diri itu, justru membawa mereka jauh dari Tuhan, bahkan menuai penderitaan. Superioritas diri bangsa Israel membuat mereka jatuh dalam kesengsaraan, namun superioritas kasih Tuhan terhadap ciptaan-Nya telah disiapkan untuk menyelamatkan.


Belajar dari kisah bangsa Israel ini, marilah kita memeriksa diri dan hati kita secara rutin. Apakah kita masih menjumpai keyakinan maupun pemikiran yang mengandung superiority complex di sana? Kiranya, kita selalu meneladan Tuhan di dalam kelimpahan kasih-Nya. Yang superior atau unggul, yang berlebih, yang istimewa, yang utama, seharusnya bukanlah cara kita memandang diri sendiri, melainkan cara kita menghayati dan mengamalkan kasih Tuhan, yang kita terima di dalam kehidupan. Selamat memeriksa diri dan menghayati betapa superior atau unggulnya kasih Tuhan yang merahmati kita.

Show more...
2 years ago
4 minutes 16 seconds

Suara GKJ Kotagede
Dia Gembalaku

Gembala Menyapa

27 Maret 2023


DIA GEMBALAKU

Mazmur 23:1-6


Kata gembala identik dengan orang yang bekerja menjaga, memelihara, dan menuntun kawanan domba ke tempat yang luas, misalnya padang rumput. Biasanya padang rumput tersebut sangat luas, sehingga tugas sang gembala tidaklah mudah. Penglihatannya harus lebih tajam, telinganya harus lebih peka, fisiknya harus lebih prima. Dia harus bisa diandalkan, memiliki mental yang kuat, dan memiliki perhatian yang besar pada kawanan dombanya, agar jika kawanan dombanya mengalami kesulitan, dia bisa segera menolongnya. Seorang gembala haruslah memiliki jiwa sosial dan empati yang tinggi kepada gembala yang lain, karena bisa jadi mereka berada di tempat yang sama, dalam waktu yang lama. Seorang gembala juga harus memiliki hati yang tulus dan rendah hati, karena dia menggembalakan domba milik orang lain, jika tidak punya hati seperti itu, maka dia hanya menjadi gembala upahan yang tidak peduli dengan keadaan domba gembalaannya, tidak peduli dengan keinginan sang pemilik.


Bacaan hari ini mengisahkan gambaran Daud yang pernah menjadi seorang gembala (1 Sam 16:11) tentang sosok gembala yang baik. Bagi Daud, Tuhan adalah gembala yang baik. Dia mengatakan bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhannya, bukan hanya secara jasmani, tetapi juga rohani. Ini menunjukkan bahwa Tuhan peduli dan bertanggungjawab atas kehidupan Daud. Tuhan juga digambarkan sebagai penolong, penuntun, dan penjaga dalam situasi yang paling kelam sekalipun dalam hidup Daud. Daud meyakini bahwa selama ada Tuhan Sang Gembala, maka dia akan tetap aman, sekalipun hidupnya sedang tidak baik-baik saja. Tuhan tidak akan membiarkan dia merasa malu di depan orang lain, terlebih dihadapan para musuhnya. Daud ingin menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkannya berjalan sendiri. Daud adalah anak-Nya, milik-Nya, biji mata-Nya, bagaimana mungkin dia dibiarkan menghadapi kesulitannya sendirian?


Sang Gembala yang senantiasa memberkati Daud di sepanjang hidupnya, mengajarkan pada kita bahwa Dialah Sang Sumber Berkat yang sejati. Dengan segala berkat yang telah kita terima, maka yang harus kita lakukan adalah terus mendekat dan memberi yang terbaik kepada Tuhan. Mari senantiasa bersyukur kepada Tuhan, sebab Dialah gembala kita, Dialah Sang Pemelihara hidup kita.

Show more...
2 years ago
4 minutes 31 seconds

Suara GKJ Kotagede
BERBAHAGIALAH ORANG YANG TIDAK MENJADI KECEWA DAN MENOLAK AKU
GEMBALA MENYAPA Minggu, 26 Maret 2023 BERBAHAGIALAH ORANG YANG TIDAK MENJADI KECEWA DAN MENOLAK AKU Bacaan: Mateus 11: 6 “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Dalam Mateus 5: 1-12 Tuhan Yesus telah mengawali khotbah di bukit dengan ajaran-ajaran tentang bagaimana umatNya, yaitu orang percaya dapat memperoleh kebahagiaan hidup, baik secara lahiriah/jasmani maupun rohani/ kejiwaan. Hal itu semua sudah kita bahas bersama melalui renungan-renungan Gembala Menyapa sebelumnya. Kalau kita telusuri dan kita cermati, dalam Kitab Suci ternyata masih banyak ajaran Tuhan Yesus tentang bagaimanakah umatNya dapat memper-oleh kebahagiaan dalam hidupnya. Karena itu dalam renungan Gembala Menyapa saat ini dan seterusnya, kita akan mencoba merenungkan berbagai hal yang diajarkan Tuhan Yesus tentang bagaimana umatNya/orang percaya dapat memperoleh kebahagiaan itu. Dalam Mateus 11: 6 Tuhan Yesus bersabda :”Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” Sabda tersebut merupakan jawaban yang fundamental, yang sangat mendasar dari Tuhan Yesus yang disampaikan kepada Yohanes Pembaptis. Pada waktu itu Yohanes Pembaptis dipenjarakan oleh raja Herodes karena ia menegur Herodes yang mengambil Herodias isteri Filipus, saudaranya untuk dijadikan isterinya, dengan mengatakan:”Tidak layak engkau mengambil Herodias” (Mateus 14: 4). Penjara merupakan tempat yang tidak menyenangkan dan tentu membuat orang terbebani dan menderita lahir batin. Seperti pada umumnya orang yang dipenjara pasti menginginkan kebebasan dari belenggu penjara. Yohanes Pembaptis yang pada waktu itu mendengar apa yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus, ia begitu mengharapkan uluran tangan dan pertolongan dari TuhanYesus agar terbebas dari pengapnya penjara dan deritanya. Oleh karena itu Yohanes Pembaptis mengutus murid-muridnya (dalam Lukas 7:19 disebutkan dua orang), untuk menanyakan kepada Tuhan Yesus: ”Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain? Pertanyaan tersebut menunjukkan kekecewaan hati Yohanes Pembaptis kepada Tuhan Yesus karena sekalipun ia telah juga mendengar apa yang sudah dilakukan Tuhan Yesus, namun demikian mengapa Tuhan Yesus tidak meno-longnya ketika terbebas dari derita dan belenggu penjara. Atas pertanyaan tersebut, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid Yohanes Pem-baptis itu kembali kepada Yohanes Pembaptis dan memberitahukan apa yang sudah dilakukan Tuhan Yesus yaitu: orang buta melihat, orang lumpuh berja-lan, orang kusta ditahirkan, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, orang miskin diberi kabar baik. Dengan jawaban itu Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia benar-benar Juru Selamat yang telah dijanjikan Tuhan Allah. Di samping itu Tuhan Yesus juga memberikan jawaban yang fundamental, yang mendasar agar Yohanes tidak kecewa, apalagi menolakNya, sabda-Nya:”Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak aku”. Tidak menjadi kecewa dan menolakNya itu yang Tuhan Yesus kehendaki dari diri Yohanes Pembaptis, sekalipun tantangan dan beban hidup yang dialami sungguh berat dan tidak ringan. Tuhan Yesus juga menegaskan bahwa hanya orang yang demikian itulah yang akan “berbahagia”, yang akan memperoleh damai sejahtera, ketenteraman lahir batin, juga keselamatan di dalam Tuhan. Marilah sabda dan jawaban fundamental dari Tuhan Yesus kepada Yohanes Pembaptis tersebut, kita jadikan perenungan yang mendalam dan sungguh-sungguh di sepanjang kehidupan kita. Sekalipun terhimpit beban berat yang menimpa hidup kita hendaknya kita umatNya, orang percaya tidak menjadi kecewa apalagi menolak, tidak lagi mau menerima Tuhan Yesus se- bagai Juru Selamat. Kita harus tetap dan selalu menyadari dan meyakini bahwa Tuhan Yesus itu Juru Selamat kita. KasihNya begitu besar untuk kita. PengorbananNya melalui sengsara dan kematianNya adalah bukti kesung-guhanNya untuk menolong dan menyelamatkan kita orang berdosa. Jangan menjadi kecewa dan jangan menolakNya. Itulah sumber kebahagiaan sejati bagi kita umatNya/orang yang percaya, apabila kita percaya kepadaNya kapanpun, di manapun dan dalam keadaan bagaimanapun. Tuhan beserta dan memberkati kita se jemaat. Selamat ber hari Minggu Prapaskah V 2023 saat ini. Amin. [PR]
Show more...
2 years ago
7 minutes 39 seconds

Suara GKJ Kotagede
MENAKHLUKKAN RASA TAKUT AKAN KEMATIAN

GEMBALA MENYAPA, Sabtu, 25 Maret 2023


Bacaan: Yohanes ; 11:1-44

Nas : ayat 44


*Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." (Yohanes 11:44)


MENAKHLUKKAN RASA TAKUT AKAN KEMATIAN


Banyak ketakutan dialami manusia. Contohnya takut gelap, takut membuat kesalahan dan takut menderita kerugian. Dari semua ketakutan itu, ada satu ketakutan terbesar, yakni takut akan kematian. Di dunia ini, tidak akan kita temukan seorang yang mampu memberi tahu bagaimana rasanya mati. Karena itu kematian dirasa amat mencekam.


Saat menerima kabar dari Maria dan Marta bahwa Lazarus, saudara mereka sakit, Yesus tidak buru-buru pergi ke Betania mengunjungi mereka. Sengaja Yesus tinggal dua hari lagi di tempat di mana Dia berada. Tidak heran saat Yesus tiba, Lazarus sudah mati. Tubuh tak bernyawa bahkan sudah empat hari terbaring di kuburan. Selanjutnya Yesus meminta ditunjukkan letak kubur Lazarus. Di situ Dia berikan perintah untuk mengangkat batu penutup kubur. Lalu dengan keras Dia memanggil Lazarus keluar. Menakjubkan, orang yang telah mati itu keluar dengan kaki dan tangan masih terikat kain kafan dan muka tertutup kain peluh (ay. 44). Lazarus bangkit dari kematian.


Melalui peristiwa kebangkitan Lazarus, Yesus menaklukkan ketakutan terbesar manusia, yakni takut akan kematian. Kuasa Yesus jauh terlebih besar dari kuasa maut. Maka mulai hari ini, jangan lagi bayang-bayang kematian mencekam kehidupan kita! Jangan lagi kita digentarkan oleh kenyataan bahwa suatu hari nanti kita akan mati. Benar kita tidak mampu mendeskripsikan suasana setelah kematian, namun kita beriman ada kebangkitan di dalam Yesus. Dalam Yesus, kematian bukan akhir, sebaliknya, awal kehidupan baru yang kekal dalam Kerajaan Surga.


Selamat Berakhir Pekan.


Tuhan Yesus memBerkati. Amin.


[BR]

Show more...
2 years ago
4 minutes 9 seconds

Suara GKJ Kotagede
Tuhan Penopangku

GEMBALA MENYAPA, Jumat, 24 Maret 2023


Bacaan: Mazmur 145:10-14

Nas : ayat 14.


"Tuhanlah Penopangku!

TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk".


TUHAN PENOPANGKU


Dalam kumpulan mazmurnya, Daud tak sekadar mengarang sesuatu supaya terlihat bagus dan menarik untuk dibaca dan dilagukan. Kumpulan mazmur yang ditulis olehnya berasal dari pengalaman pribadinya bersama Allah yang disembahnya. Termasuk ketika Daud berkata bahwa Tuhan adalah penopang bagi semua yang terjatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. Ia sendiri mengalami betapa Tuhan telah menguatkan roh, jiwa, dan tubuhnya sehingga sekalipun mengalami tekanan hidup yang luar biasa, Daud tak pernah jatuh tergeletak dan tak berdaya. Kekuatan dari Allah sungguh menopang kehidupan Daud sehingga ia dapat berdiri tegak menjalani hidupnya hingga masa tuanya.


Sampai hari ini Tuhan masih bekerja dengan kekuatan-Nya untuk menopang umat-Nya sehingga tak sampai jatuh tergeletak. Tuhan jugalah yang sanggup menegakkan kembali iman dan pengharapan orang percaya, sehingga kita dapat menjalani kehidupan ini dengan kepala tegak, pertanda kita percaya bahwa Tuhan bersama kita.


Tuhan memBerkati. Amin.


Amin.


[BR]

Show more...
2 years ago
3 minutes 34 seconds

Suara GKJ Kotagede
Jalan Kebenaran Dan Hidup

GEMBALA MENYAPA,

Kamis, 23 Maret 2023


Bacaan : Yohanes 14:1-14

Nas :: ayat 6


"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."


JALAN KEBENARAN DAN HIDUP


Pernyataan Yesus bahwa Ia akan pergi ke suatu tempat, yang tidak diketahui dan tidak dapat diikuti oleh para murid-Nya, juga peringatan-Nya kepada Petrus bahwa ia akan menyangkal diri-Nya, menimbulkan kegelisahan yang luar biasa di antara mereka (lihat Yoh. 11:33; 12:27; 13:21). Kegelisahan mereka timbul karena mereka tidak dapat memahami misi Yesus dan rencana Allah Bapa. Yesus mendorong mereka untuk percaya pada Bapa dan juga pada-Nya (ayat 14:1).


Pertama, Yesus menegaskan bahwa barang siapa yang mengenal dan percaya kepada Dia, maka ia juga akan mengenal Allah Bapa. Sebab hanya melalui kenal dan percaya pada Yesus, seseorang dapat datang kepada Allah Bapa (ayat 6-7). Yesus menegaskan diri-Nya sebagai jalan, kebenaran, dan hidup. Dia adalah jalan bukan sekadar penunjuk jalan. Dialah yang dapat membawa setiap orang berdosa kepada Allah yang kudus melalui pengurbanan-Nya sendiri. Dia adalah kebenaran bukan sekadar pewarta kebenaran. Kata dan karya-Nya sepenuhnya dapat diandalkan untuk menyelamatkan manusia berdosa. Dia adalah hidup bukan sekadar pemberi hidup. Dialah sumber kehidupan. Itu sebabnya, Dia bisa memberikan hidup bagi orang yang percaya kepada-Nya.


Kedua, Yesus memberitahukan penyebab kepergian-Nya kepada Allah Bapa, yaitu mempersiapkan tempat untuk murid-Nya. Ia juga berjanji kelak akan kembali menjemput mereka (ayat 2-3). Ini merupakan janji eskatologis bagi kita juga bahwa kelak setiap orang percaya akan bertemu dengan-Nya dalam rumah Bapa. Hanya orang-orang yang sungguh mengenal Yesus yang akan menerimanya (ayat 4-5). Janji ini adalah penghiburan dan peneguhan bagi iman kita.


Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan adalah fakta kebenaran Ilahi yang sering sulit diterima oleh banyak orang. Bagaimana dengan Saudara? Percayakah Saudara bahwa Yesuslah, Jalan kepada Allah Bapa?


Tuhan memBerkati.

Amin.


[BR]

Show more...
2 years ago
4 minutes 47 seconds

Suara GKJ Kotagede
Mengikut Yesus

GEMBALA MENYAPA,

Rabu, 22 Maret 2023


Bacaan : Matius 8:18-22


MENGIKUT YESUS


Tuhan Yesus ingin memastikan bahwa setiap orang yang mau mengikutiNya harus tahu tujuan dan motivasinya.


Petrus salah satu murid Yesus pernah ditegur dengan keras ketika hatinya dan motivasinya mulai serong. Saat Yesus memberitahukan bahwa Ia harus ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari yang ketiga, tetapi Petrus menarik Tuhan Yesus ke samping dan melarang Dia pergi ke Yerusalem. Maka kata Yesus dengan amat keras : "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Matius 16:23)


Jadi untuk mengikuti Yesus harus benar benar tahu apa yang dipikirkan dan dikehendaki oleh Allah, bukan oleh apa yang dikehendaki dan dipikirkan oleh manusia. Apa yang dikehendaki oleh Allah? Inilah kata Yesus  berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24)


Tanpa salib tidak ada keselamatan. Tanpa penyangkalan diri, tidak ada totalitas menjadi murid-Nya.

Tuhan memBerkati. Amin.

[BR]

Show more...
2 years ago
5 minutes 42 seconds

Suara GKJ Kotagede
Dasar Yang Kokoh
GEMBALA MENYAPA, Selasa, 21 Maret 2023. Bacaan : 1 Petrus 5:10 DASAR YANG KOKOH Kita tinggal di dunia bisa mengalami berbagai kesukaran. Namun bagi pengikut Yesus, hal ini bersifat sementara. Petrus menuliskan ini dalam ayatnya demikian : "Dan Allah, sumber segala anugerah, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya." (1 Pet 5:10). Sebelum menuliskan ini, Petrus mengingatkaumat Tuhan bahwa mereka bukan satu-satunya yang sedang menderita. Kenyataannya, banyak orang percaya di seluruh dunia yang menghadapi pencobaan dan kesukaran oleh karena iman mereka dalam Kristus. "Dan Allah, sumber segala anugerah, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal" Karena Dia menjalani hidup sempurna yang tak bisa kita lakukan, mati dengan tragis yang seharusnya kita alami, dan bangkit kembali agar kita bisa bersama Dia selamanya. Yesus mampu mengundang kita untuk berbagi dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Kemuliaan yang berlangsung selamanya dan tidak mungkin dipahami oleh manusia. "…akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan…" Bagi mereka yang ada di dalam Kristus, patah hati itu sifatnya sementara, penderitaan cepat berlalu, dan bahkan kematian bersifat sementara. Pada akhirnya, Tuhan akan menghapus setiap air mata sekali untuk selamanya, menghilangkan dukacita dan kesedihan dan ratap tangis–selamanya. Tuhan akan menjadikan segala sesuatu baru (Wahyu 21:4-5). "…dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya." Dasar yang kokoh didirikan sebelum permulaan waktu. Jadi apa pun yang sedang kita alami saat ini betapa pun sukar, mengerikan, atau benar-benar memilukan kita dapat berpaut pada kenyataan masa depan ini. Walau penderitaan tak bisa dihindari, kita tahu bahwa hari-harinya telah dihitung. Tuhan Yesus memBerkati. Amin. [BR]
Show more...
2 years ago
4 minutes 59 seconds

Suara GKJ Kotagede
Berkat Penuh

GEMBALA MENYAPA, Senin, 20 Maret 2023


Bacaan : Yosua 21:43


BERKAT PENUH


"Jadi seluruh negeri itu diberikan TUHAN kepada orang Israel, yakni negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka. Mereka menduduki negeri itu dan menetap di sana." (Yosua 21:43)


Sepanjang hidup kita, dapatkah kita menghitung berapa banyak berkat Tuhan yang sudah kita terima? Berkat Tuhan tentu tidak bisa kita hitung, karena berkat-Nya begitu melimpah. Tetapi dari banyaknya berkat Tuhan itu, dapatkah kita menghitung berkat Tuhan yang kita berikan bagi sesama? Hal ini juga sulit untuk kita hitung, karena sering kali kita justru enggan untuk berbagi kepada sesama.


Di dalam kitabnya, Yosua bersaksi atas berkat Tuhan yang diterima oleh bangsa Israel, bahwa Tuhan tidak tanggung-tanggung dalam memberikan berkat bagi umat-Nya. Dalam kesaksiannya Yosua, Tuhan memberikan seluruh negeri itu kepada bangsa Israel, bukan setengah dari negeri itu, bukan pula mereka harus berbagi wilayah dengan bangsa lainnya. Seluruh negeri itu diberikan Tuhan untuk mereka duduki dan mereka tempati, untuk mereka kelola sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan sejahtera. Kesejahteraan hidup itu pun juga dikuatkan, dengan jaminan keamanan yang diberikan Tuhan bagi mereka. Oleh karenanya, mereka dapat hidup dengan nyaman dan sejahtera. Semuanya itu adalah kebaikan Tuhan, yang Dia berikan kepada umat-Nya.


Kesaksian Yosua ini mengingatkan kita akan kebaikan Tuhan bagi kita. Tuhan menepati janji-Nya, bahkan lebih daripada itu, Tuhan memenuhi seluruh kebutuhan umat-Nya. Atas berkat-Nya itu, kita diajak untuk menjalani hidup dengan menghayati Tuhan yang hidup bagi kita, sambil mempersaksikan berkat-Nya.


Amin.


[BR].

Show more...
2 years ago
3 minutes 43 seconds

Suara GKJ Kotagede
BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIANIAYA OLEH SEBAB KEBENARAN

GEMBALA MENYAPA

Minggu, 19 Maret 2023


BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIANIAYA OLEH SEBAB KEBENARAN


Bacaan: Mateus 5:10

“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerjaaan Sorga”


Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Aniaya dapat menyebabkan orang yang tertimpa merasakan hal-hal yang tidak menyenangkan dan tidak mengenakkan seperti misalnya mangalami sakit, menderita lahir batin, hidupnya tidak nyaman, kehilangan kebe-basan dan lain sebagainya.

Aniaya dapat terjadi karena sebab-sebab internal, karena akibat dari kesalahan orang itu sendiri, karena sikap, kata-kata, dan perbuatan yang dilakukannya sendiri dan lain-lainnya sehingga orang lain menganiayanya.

Namun aniaya juga dapat terjadi karena sebab-sebab external, yaitu aniaya yang terjadi karena tindakan dari luar, dari orang dan pihak lain. Kadangkala aniaya yang dari luar tersebut terjadi tanpa diketahui dengan jelas sebab-sebabnya, menimpa dengan tiba-tiba, yang sebelumnya semua baik-baik dan aman-aman saja. Kalau hal yang seperti itu yang terjadi, dalam ajaran Jawa disebut dengan pepatah: “kesandunging rata, kebentusing tawang” (Ind. “Tersandung ketika berjalan di jalan yang rata, Terantuk dahinya oleh langit yang tinggi”). Ajaran tersebut mengingatkan bahwa penderitaan dapat terjadi dan menimpa, sekalipun menurut akal sehat dan perhitungan hal itu sepertinya tidak mungkin terjadi. Hal itu digambarkan seperti jalan rata yang mebuat orang tersandung dan sepetti langit tinggi yang membuat orang terantuk/kejegluk.


Ayat bacaan kita Mateus 5: 10 berisi ajaran Tuhan Yesus kepada para muridNya tentang berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran. Ada dua arti tentang “dianiaya oleh sebab kebenaran” yang perlu kita pahamim yaitu:


Yang Pertama

“Dianiaya oleh sebab kebenaran”, hal itu dapat diartikan sebagai penderitaan karena imannya kepada Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus adalah kebenararan (Yohanes 8:12, 14:6). Kalau orang sampai dianiaya kerena imannya kepada Tuhan Yesus berari bahwa orang itu mempunyai kemantapan dan keteguhan iman (Mateus 24:13).

Dengan kemantapan dan keteguhan imannya sekalipun harus mengalami aniaya. mereka itu disebut sebagai orang yang empunya Kerajaan Sorga. Maksudnya yaitu menjadi pewaris Kerajaan Sorga, dalam arti memperoleh keselamatan kekal bersama Bapa surgawi. Oleh sebab itu mereka disebut “berbahagia”


Yang Kedua,

“Dianiaya oleh sebab kebenaran”, dapat diartikan sebagai penderitaan karena orang melakukan hal yang benar, baik, terpuji dengan dasar kasih seperti diperintahkan Tuhan.

Orang beriman yang hidup dan melakukan perbuatan baik itu dalam Yakobus 2:17 disebutkan sebagai yang mempunyai iman yang hidup, bukan iman yang mati. Dan mereka yang demikian itu disebut yang empunya Kerajaan Sorga, yaitu Kerajaan di mana Tuhan Allah yang menjadi rajanya, di mana kehidupan kekal tersedia bagi mereka bersama Bapa sorgawi. Dan mereka yang demikian itu yang akan disebut “berbahagia”.


Sabda dalam Mateus 5: 10 tersebut ternyata memperolah penegasan dan penekanan lagi dalam Mateus 5: 11, yang juga disabdakan oleh Tuhan Yesus sabdaNya :”Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”.


Dengan sabda yang kita renungkan saat ini, kiranya iman kita kepada Tuhan Yesus Sang Kebenaran tidak pudar, juga iman kita yang disertai ketaatan akan kebenaran Firman Tuhan dengan selalu melakukan perbuatan baik tetap mewarnai hidup kita walaupun aniaya mendera dan menimpa hidup kita. Agar dengan demikian kita tetap menjadi umat yang empunya Kerajaan Sorga.


Tuhan beserta dan memberkati kita se jemaat. Amin.


[PR]

Show more...
2 years ago
7 minutes 28 seconds

Suara GKJ Kotagede
Lu Jual,Gue Beli

Gembala Menyapa

18 Maret 2023


LU JUAL, GUE BELI

Rum 4:6-13


Lu Jual Gue Beli dados satunggal ukara ingkang kapendhet saking kabudayan Betawi inggih punika lakon Lenong Betawi. Wonten ing Lenong punika kacariyos wonten tiyang ingkang sami padu lajeng sami tantang-tantangan. “Lu Jual, Gue Beli” dados gambaran bilih menawi mengsahipun ngedalaken punapa kemawon, pihak sanesipun boten ajrih lan tetep wantun ngadhepi sarta sagah nampi. Badhe adu kasekten, nggih sagah, badhe adu mawi gaman, nggih boten mundur. Gambaran ingkang kapendhet saking dunia ekonomi punika mratelaaken bilih sinten ingkang kasebat tiyang ingkang kiyat, inggih punika tiyang ingkang kiyat numbas sedayanipun.


Pitakenanipun menawi magepokan kaliyan gesang kapitadosan, punapa saged kakiyatan sacara iman kaukur mawi ukuran kakiyatan sacara ekonomi? Manungsa dosa aben ajeng kaliyan Gusti Allah ingkang Mahasuci. Miturut kapitadosan Kristen mratelaaken bilih sedaya tiyang punika sampun dhumawah ing salebeting dosa lan boten wonten ingkang leres ing ngarsanipun Gusti Allah. Namung Gusti Allah pribadi ingkang kagungan panguwaos nebus sakatahing dosanipun manungsa punika. Namung Gusti Allah kemawon ingkang wenang ngetang sapinten pantesipun manungsa punika nampi kanugrahan. Bagian manungsa punika kantun purun kumandel utawi boten.


Pitakenanipun menawi magepokan kaliyan gesang kapitadosan, punapa saged kakiyatan sacara iman kaukur mawi ukuran kakiyatan sacara ekonomi? Manungsa dosa aben ajeng kaliyan Gusti Allah ingkang Mahasuci. Miturut kapitadosan Kristen mratelaaken bilih sedaya tiyang punika sampun dhumawah ing salebeting dosa lan boten wonten ingkang leres ing ngarsanipun Gusti Allah. Namung Gusti Allah pribadi ingkang kagungan panguwaos nebus sakatahing dosanipun manungsa punika. Namung Gusti Allah kemawon ingkang wenang ngetang sapinten pantesipun manungsa punika nampi kanugrahan. Bagian manungsa punika kantun purun kumandel utawi boten.

Show more...
2 years ago
3 minutes 13 seconds

Suara GKJ Kotagede
Perhatikanlah

Gembala Menyapa

17 Maret 2023


PERHATIKANLAH

*Keluaran 16:27-35


Sekira tahun 80-an di TVRI ada acara Cerdas Cermat. Yang menarik dari acara itu adalah setiap peserta tidak saja harus cerdas, tetapi yang utama adalah cermat dalam mendengar soal.


Dalam perjalanan dari Mesir menuju Kanaan, orang Israel diberi makan oleh Tuhan berupa roti manis yang diberi nama “manna”. Dengan demikian, orang Israel tak perlu bersusah payah memikirkan apa yang hendak mereka makan sebab setiap hari Tuhan menyediakannya bagi mereka. Untuk menikmati pemberian Tuhan itu mereka diberi perintah. Sedikitnya ada dua perintah yang Tuhan berikan: setiap keluarga mengambil sesuai kebutuhan, dan pada hari ketujuh mereka tidak boleh mengambil roti itu. Ternyata mereka tak cermat. Mereka abai terhadap perintah itu. Pada hari ketujuh, hari Sabat, mereka tetap keluar hendak memungut manna. Persoalannya bukanlah mereka tidak mendapatkan manna pada hari sabat, melainkan pada pelanggaran perintah Tuhan.


Karena itu, Musa mengingatkan umat agar memperhatikan perintah Tuhan dengan cermat.

Mungkin selama ini kita sudah sering membaca dan mendengar renungan berdasarkan Alkitab. Namun, apakah kita sudah membaca dengan cermat? Apakah kita sudah mendengar dengan penuh perhatian? Kesalahan dalam menjalankan perintah dan ketetapan Tuhan bisa terjadi ketika kita abai, tak memperhatikan. Perhatikanlah dengan saksama setiap perintah dan ketetapan Tuhan yang kita terima, lalu lakukan!


Show more...
2 years ago
3 minutes 34 seconds

Suara GKJ Kotagede
Gereja Yang Memulihkan

Gembala Menyapa

16 Maret 2023


GEREJA YANG MEMULIHKAN

Yohanes 4:5-42


Seorang Bapa Gereja, yaitu Agustinus mengatakan bahwa gereja sebagai kumpulan orang beriman, tidak hanya terdiri dari orang-orang suci, melainkan juga orang-orang berdosa. Gereja mengundang, meneguhkan, dan meyakinkan manusia akan arti anugerah Allah dan cinta kasih Allah terhadap dunia ini. Artinya gereja bukan hanya untuk orang yang benar saja, tetapi juga untuk orang berdosa yang bertobat. Namun pada kenyataannya berapa banyak orang yang dianggap berdosa tertolak di gerejanya?


Dalam bacaan kita hari ini, kita melihat seorang perempuan Samaria yang berada di sumur pada siang hari pukul 12, waktu yang tidak biasa digunakan untuk mengambil air. Mungkin saja perempuan ini menghindar dari cibiran orang, ia tidak mau mendengar kehidupannya yang kelam menjadi bahan gosip di sumur itu. Saat itulah, Yesus menjumpai dia. Tentu saja Yesus mengenal betapa dalamnya gambaran negatif perempuan ini tentang dirinya sendiri. Yesus menjumpainya tidak untuk mengadili dan menghukumnya. Dia juga tidak meninggikan diri atau memberikan nasihat-nasihat moral kepadanya. Namun, Ia datang kepada perempuan itu untuk meminta air minum. Ia mulai berdialog dan menciptakan relasi. Perempuan Samaria yang kehilangan kepercayaan akan kebaikan dirinya dipulihkan Tuhan. Saat dia percaya kepada Yesus Sang Air Hidup, Yesus mengangkat dia, mengembalikan kepercayaan, dan harga dirinya.


Kisah perjumpaan Yesus dengan Perempuan Samaria ini menunjukkan kepada kita cara Tuhan Yesus mendekati orang yang terluka dan hancur hidupnya. Tuhan Yesus datang dengan kerendahan hati, Ia menasihati perempuan itu tanpa menghakiminya. Nah, bagaimana sikap kita, sudahkah kita belajar dari Yesus? Orang-orang yang sudah malu terhadap dirinya sendiri, tidak membutuhkan orang lain yang akan membuat mereka merasa lebih malu lagi. Mereka membutuhkan orang yang dapat memberikan pengharapan dan menghargai mereka. Mari kita meneladani Tuhan Yesus yang menghadirkan kasih dan pemulihan bagi mereka yang selama ini terkucilkan dari orang di sekitarnya. Mari menjadi bagian gereja yang memulihkan, gereja yang senantiasa dirasakan dan membawa perubahan dan keselamatan hidup bagi mereka yang tersisih.

Show more...
2 years ago
4 minutes 39 seconds

Suara GKJ Kotagede
Jehova Jireh

Gembala Menyapa

15 Maret 2023


JEHOVA JIREH

Keluaran 16:9-21


Tidak sampai 50% dari jumlah siswa/i di Indonesia yang setelah lulus SMA/K/sederajat dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Dengan keadaan seperti ini, pemerintah mencanangkan program khusus dengan menerbitkan KIP (Kartu Indonesia Pintar) bagi penduduk yang memiliki putra atau putri yang ingin menguliahkan anak-anaknya, tetapi terhalang pendanaan. Di perguruan tinggi sendiri juga memiliki program bidik misi, sebuah program yang bertujuan mewujudkan mimpi keluarga yang ingin menyekolahkan putra-putri mereka di perguruan tinggi, tetapi terhalang oleh kondisi perekonomian yang tidak mendukung.


Setelah tiga puluh hari keluar dari tanah Mesir, kondisi bangsa Israel tidak menggambarkan kondisi yang lebih baik seperti yang mereka bayangkan. Bahkan mereka semakin dekat dengan kelaparan dan kehausan, karena kehabisan bekal. Perjalananan mereka di padang gurun selama berminggu-minggu telah membuat mereka menderita. Dalam keadaan seperti itu, Allah tidak meninggalkan umat-Nya, Dia menjawab kekuatiran umat Isarel dengan memberi mereka Roti dari Sorga, yakni Manna. Jehova Jireh, disini Allah menyediakan. Roti inilah yang menanggulangi rasa kuatir umat Israel akan bencana kelaparan. Tuhan Allah memberi Manna tidak dengan maksud hanya untuk memberi pasokan makanan saja, tetapi Tuhan juga mengajar umat Israel dengan peraturan dan tata cara agar mereka bisa hidup dalam ketaatan, kecukupan, dan tidak menjadi orang-orang yang serakah.


Tuhan Allah menyediakan setiap hal yang kita butuhkan dalam hidup kita. Kita tinggal percaya dan meminta kepada-Nya. Sebenarnya Allah sudah berulangkali membebaskan kita dari tawanan tanah “Mesir”, yaitu zona nyaman kita! Tidak cukup di sana, Allah bahkan menyediakan roti “Manna”, yaitu berkat-Nya bagi kita. Namun, apakah selama ini kita menyadarinya? Kadangkala kita tidak merasakan berkat-Nya dan apa yang sudah diperbuat oleh Allah. Yang ada, seringkali kita menggerutu dan merasa kurang. Jikalau kehidupan kita sekarang ‘sedang dalam proses perjalanan’, maka sebenarnya kondisi hidup kita tidaklah terlalu jauh berbeda dengan pengembaraan umat Israel di padang gurun. Marilah kita melangkah mengikuti kehendak Allah yang mengetahui secara pasti keadaan kita dan jalan di depan yang akan kita tempuh. Kita tinggal percaya kepada-Nya dalam perjalanan hidup kita itu.


Show more...
2 years ago
4 minutes 32 seconds

Suara GKJ Kotagede
Berlatih Memuji Tuhan

Gembala Menyapa

14 Maret 2023


(BERLATIH) MEMUJI TUHAN

Mazmur 150:1-6


Pujian biasanya diberikan karena sesuatu yang dimiliki orang lain, entah karena keberhasilan, tampilan fisik atau karena kualitas pribadi yang dimilikinya. Kita merasa takjub, memberikan apresiasi atau ingin melihat pengulangan kemunculannya. Misalnya ketika si bungsu menolong kakaknya, sang ibu memujinya supaya si bungsu terus melakukannya. Pujian juga menyatakan terima kasih sebab sudah menerima akibat dari kualitas yang dimiliki orang tersebut. Contohnya ketika seorang pengemudi taksi mengembalikan dompet penumpangnya yang tertinggal. Jadi pujian seringkali menjadi sebuah akibat dan sifatnya bukan proaktif. Inilah yang menurut saya juga menjadi pola dalam memuji Tuhan. Kita memuji Tuhan setelah menerima akibat dari kualitas Tuhan: berkat. Celakanya lagi berkat itupun diukur berdasar kriteria yang kita miliki. Sungguh sukar memuji Tuhan ketika hidup yang kita jalani penuh pergumulan, bukan?


Daud punya pemikiran lain tentang ini. Ia mengatakan: Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. (Mz. 34: 2). Bagi Daud memuji Tuhan tidak harus ada alasan terlebih dahulu, kapan pun ia bisa memuji Tuhan. Tidak ada batasan waktu, batasan tempat ataupun batasan situasi. Apakah yang harus dibatasi jika kita lakukan untuk Tuhan? Sayangnya kita membatasi memuji Tuhan karena kita pikir Tuhan berhutang berkat kepada kita. Pujian kita terkait dengan apa yang kita terima dari Tuhan.


Suatu hari kelak, kita akan melihat Tuhan muka dengan muka. Saat itu kita tidak akan mengingat apapun kekesalan kita kepada Tuhan. Kita tidak akan mampu mengatakan apapun kecuali “Kudus, kuduslah, Engkau Tuhan” Hingga saat itu tiba, kita memiliki waktu di dunia ini untuk berlatih memuji-Nya. Kita menghadapi deadline. Bukankah kita akan memaksimalkan seluruh usaha karena waktu yang terbatas itu?


Mazmur di atas mengatakan bahwa yang hidup memuliakan Tuhan. Jadi selama kita masih bernapas, pujilah Tuhan, apapun kondisi kita. Sebagai ciptaan, kita wajib memuji Sang Pencipta. Sampai waktunya tiba bagi kita memuji-Nya langsung di surga dengan suara lantang yang sudah kita latih di dunia.

Show more...
2 years ago
4 minutes 56 seconds

Suara GKJ Kotagede
Pelayanan Majelis GKJ Kotagede dalam bentuk audio, yang berisi: Ibadah Minggu dalam bentuk Audio, renungan harian, gembala menyapa, Motivasi imani dan puji pujian