Episode ke lima belas ini saya berbincang-bincang dengan salah satu siswa, lebih tepatnya mahasiswa mungkin yaa.. karena baru saja lulus dan memasuki perguruan tinggi. Namanya Muhammad Latifulfikri dari jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Pada kesempatan ini Latiful berbagi pengalamannya seputar perjalannya menjadi seorang siswa hingga bisa menjadi siswa berprestasi dan berhasil masuk Binus University. Yuk dengar keseruannya ....
Episode 13 ini saya mengajak seorang rekan, Nova Firda Lekvidania untuk berdiskusi hal-hal belakangan yang kami lakukan. Tanpa persiapan dan tanpa tujuan mau membicarakan apa, tetapi membuahkan 1 jam 30 menit dengan isi percakapan yang beragam mulai dari pekerjaan, pendidikan, definisi lelah dengan kehidupan yang begini-begini saja, atau bahkan hal-hal kecil yang justru kita syukuri. Dari obrolan lama kami, saya seperti mendapat energi baru karena selalu mendapat statment yang bertolak belakang dan justru membuat kami saling melengkapi. Mari mulai mendengarkan dan memasang headphone :)
. . .
Mari bersatu menjadi aku
Mari menjadi menang
Mari menjadi hidup setelah sekian lama redup
Mari menjadi lebih tabah dari apapun yang membuat lemah
Mari berdoa
Mari bekerjasama dengan Semesta
Semoga . . .
Episode 12 ini saya kembali berdiskusi dengan Arifah atau Kak Ipeh, kali ini kami membahas isu Kesehatan Mental Remaja tentunya di masa pandemi seperti saat ini. Sudah hampir setengah tahun atau satu semester lebih peserta didik melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Hal ini tentu mengundang banyak pro dan kontra. Inilah yang memang paling tepat dilakukan untuk saat ini mengingat jumlah angka orang yang terinfeksi virus ini semakin naik. Pemerintah mengambil kebijakan sekolah dari rumah tentu untuk mengcegah adanya penyebaran dan menimbulkan kluster di lingkup pendidikan. Pada prosesnya, tentu saja banyak hal yang ditemui di lapangan. Berbagai kendala dihadapi guru, orang tua bahkan peserta didik sendiri. Tak heran peserta didik juga merasa bosan, jenuh, stress hingga depresi. Kesehatan mental disini memiliki peran yang sangat penting. Semua elemen perlu mengenal dan mengetahui ciri-ciri, gejala, penyebab, dampak hingga mengatasi mental yang kurang sehat pada anak. Semuanya akan di bahas pada episode ini... Mari berdiskusi dan Selamat Mendengarkaan :)
Pada episode ke sebelas ini saya bersama Dita membahas YouTube lebih dari TV. Saat ini siapa yang tidak mengenal YouTube, disana kita bisa menemukan informasi apa saja yang ingin kita cari. Mulai dari kuliner,tutorial,konten pendidikan hingga hiburan semuanya tersedia lengkap. Sebagai penikmat Youtube banyak hal yang bisa kita ambil, bahakan ketika kita ingin menjadi content creator pun juga banyak hal yang didapat.Misalnya kita bisa mengaktualisasikan kemampuan kita, dan bisa memperoleh keuntungan. Namun,meski demikian alangkah baiknya jika seorang content creator juga bisa menjadi bijak dan bertanggungjawab atas konten yang ia buat, sebab kita tau bahwa YouTube juga dinikmati oleh semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sebagai penikmat kita juga perlu bijak memfilter diri kita dari konten-konten yang kurang bermanfaat. Apa saja kesulitan dan kelebihan menjadi seorang youtuber? bagaimana Youtube bisa disebut lebih dari TV ? Temukan jawabannya di episode ini, selamat mendengarkan :)
Episode kesepuluh saya bersama Ira Nur Aini akan membagi kisah tentang perjalanan kuliah hingga kerja dan bagaimana menanggapi keduanya. Kita memiliki banyak alasan mengapa memilih kuliah atau kerja, dan tidak ada yang salah dengan pilihan kita. Tetapi lebih kepada bagaimana kita menjalani pilihan kita itu sendiri. Kuliah sudah bukan lagi menjadi hak orang-orang tertentu atau yang memiliki latar belakang khusus, kuliah bisa dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja. Di zaman yang serba mudah semua bisa kita lakukan termasuk kuliah dengan beasiswa. Meski prosesnya tidak mudah, itu akan menjadi bagian dari proses perjuangan. Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang yang meu berjuang ? Selain itu, kami juga mengulas beberapa hal yang ada di dunia kerja. Untuk sampai mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keinginan kita memang tidak mudah, dan bekerja juga tidak melulu harus sesuai dengan jurusan yang kita pilih saat SMK atau kuliah. Lagi-lagi itu adalah bagian dari proses dan suatu hal yang patut kita coba sebaik mungkin. Sebab semua butuh perjuangan dan pengorbanan untuk melakukan yang terbaik, penasaran bagaimana keseruannya??? Yuuk ambil headset yuuk.. Selamat mendengarkaaan :)
Episode kesembilan ini saya mengulas peran IT sebagai Media Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi bersama Pak Rizki. Beliau adalah seorang guru Rekayasa Perangkat Lunak yang juga merangkap sebagai dosen di Universitas Terbuka dan du STIA Bayuangga. Kami berdua berdiskusi bagaimana keadaan pendidikan di masa pandemi sekarang ini. Tentu saja yang resah bukan hanya tenaga pendidik, melainkan juga peserta didik. Banyaknya kendala pembelajaran daring selalu membuat pegiat pendidikan mencari solusi terbaik. Nah, peran IT di masa sekarang ini sangat besar mengingat pembelajaran harus dilakukan melalui jarigan atau dengan kata lain tidak bisa bertatap muka secara langsung. Berbagai aplikasi mulai diluncurkan untuk mempermudah prosespembelajaran. Apa saja aplikasinya ? Apakah sulit dala penggunaannya ? Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala-kendala pembelajaran daring ? Jawabannya ada pada ulasan kami.. Yuk simak dan dengarkan yuuuk... Ambil headsetmuu sekarang jugaaaa ...
Episode ketujuh saya berkesempatan untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan pendiri komunitas Petualang Geser Ngopi (@geser_ngopi) yaitu mas Guntur Wisanggeni (@guntur.wisanggeni). Kami membahas salah satu artikel yang sempat viral di kalangan komunitas pendaki yaitu “Aku Malu Disebut Pendaki”. Tak hanya itu, mas Guntur juga menceritakan bagaimana perjuangannya mendirikan komunitas petualang geser ngopi hingga saat ini. Baginya mendaki gunung adalah untuk belajar dan menepi, setiap orang memiliki motivasi berbeda-beda dalam mendaki, namun yang paling penting adalah bagaimana seorang pendaki memaknai pendakian tersebut dan bisa merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga penting untuk menjaga kelestarian alam dan seisinya, memungut kembali sampah yang kita bawa serta tetap berperilaku baik dalam perjalanan. Tak ada istilah pendaki pemula ataupun senior, yang ada adalah pendaki yang mau peduli atau tidak, mau mengerti atau tidak, dan mau bertanggung jawab atau tidak. Hal yang paling penting dalam pendakian adalah Manajemen Perjalanan, disini mas Guntur mengupas tuntas apa saja yang terdapat dalam Manajemen Perjalanan mulai tujuan pendakian,peralatan, perlengkapan, hingga antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari ulasan kali ini, sangat mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan persiapan pendakian kita. Pesan mas Guntur “Jangan mendaki untuk kepentingan diri sendiri, tetapi mendakilah untuk memaknai”. Ayo ambil alat tulismu, catat hal-hal yang penting untuk diingat, jangan lupa ambil headsetmu juga, dan Selamat Mendengarkaaan.. Semoga bermanfaat....